Kamis, 09 Agustus 2012

Akibat menonton game of thrones

Saya telah belajar Karate sejak masih duduk di bangku SD. Kemudian saya mengamati Taekwondo. Menurut pendapat saya, keduanya bagus. Taekwondo lebih fokus pada pengembangan kick tech, berbeda dengan Karate. Semua beladiri memiliki kelebihan masing-masing. Mungkin karena pengaruh Karate yang sejak kecil telah saya pelajari, pengamatan latihan dan pertandingan Taekwondo yang ada di Kabupaten saya, dan membandingkan teman saya yang mempelajari Taekwondo dengan Karate, saya cenderung memilih Karate sebagai beladiri yang lebih baik.
karate

taekwondo


Selanjutnya, saya melakukan pengamatan terhadap beladiri yang menggunakan tenaga dalam sebagai dasarnya. "WOW!"

tenaga dalam
Dari semua jenis beladiri, menurut saya, beladiri jenis inilah yang paling terbaik. Tak terkalahkan.


Namun, beladiri hanyalah beladiri. Tak bisa dipamerkan, tak bisa digunakan setiap saat, tak bisa digunakan ketika kita cacat, tak bisa digunakan ketika kita mulai menua.
Seketika umur bertambah, pemikiran saya pun berkembang dan lebih terbuka.
Menurut saya, beladiri terbaik adalah pemikiran.
Pemikiran yang hebat, dapat kita gunakan setiap saat melebihi beladiri, dapat digunakan ketika kita cacat, dan semakin hebat ketika kita menua.

Tidak cukup pemikiran, kita juga harus tetap memiliki pengendalian emosi yang baik karena pemikiran yang dilakukan ketika kita berada dalam kondisi emosi, justru akan merusak segalanya.

Pemikiranmu dapat membuatmu menaklukkan dunia, pemikiranmu dapat merubah dunia, pemikiranmu dapat menghindarkanmu dari musuh jauh sebelum kamu bertemu dengan musuhmu, pemikiranmu dapat memecahkan semua masalahmu, pemikiranmu dapat membuatmu menjadi raja, di dunia dan di dunia selanjutnya. . .

Inspirasi di dapatkan dari menonton serial TV  : Game of Thrones, tokoh : Tyrion Lannister

Sabtu, 04 Agustus 2012

From East Java To South Sumatra : Sang Umami

Setelah mengunjungi rumah sang Jusrons pada tanggal 22 Februari, saya bergegas menuju kediaman ketua kelas 2A dan 3A PBB, Ustad KH Umam Zt. 


Perjalanan dimulai dengan berkeliling kota Jember yang rinciannya dapat dijelaskan pada bab berikut ini :


Jember Ibukota NKRI




Sehabis bangun tidur, ibu sang Jusrons memasakkan kami nasi, telur ceplok (telur mata sapi), tahu-tempe-mendol, dan sambal kecap yang nikmatnya tak dapat diungkapkan disini. Masakannya enak, "cocok iwak endog!" 


Setelah mbadhog (eating) kami bergegas berkeliling kota. Tempat pertama yang kami singgahi adalah kediaman sang sultan Batoeghana.
Ketika tiba di kediaman sang sultan, kami menemukan bahwa sang sultan sedang bertapa. Ayahanda beliau bilang bahwa sang sultan sangat berbahaya alias tidak boleh diganggu saat bertapa karena akibatnya bumi akan mengalami gempa yang sangat dahsyat alias gonjang-ganjing.


Berikut ini foto sang sultan ketika bertapa yang berhasil kami dapatkan secara susah payah....


Sang Sultan Batoeghana




Tanpa kami sadari, sang sultan terbangun dan membuat bumi menjadi marah. Kami pun bertindak cepat dan profesional untuk mengatasinya. Tanpa pikir panjang, saya langsung berlari menuju warung di sebelah dan membelikan sesajen untuk sang sultan. Alhasil, kemarahan sang sultan pun berhasil kami redam. Selanjutnya, beliau bercerita panjang lebar tentang kegiatan dugemnya semalam di Jember....
(sebenarnya penulis diajak dugem, tapi malaikat rakib di pundak penulis membuat penulis tidak bisa ikut ke diskotik karena di diskotik ada malaikat detector)

Waktu berlalu, kami sadar bahwa kami masih punya tempat yang harus kami kunjungi.
Tanpa pikir panjang, kami pun segera berpamitan kepada sang sultan dan capcuz menuju rumah Kresna, seorang sahabat yang ringan tangan.
Tak perlu menceritakan kebaikannya dan biarkan kebaikannya diceritakan oleh organ tubuhnya di padang mahsyar, maka saya langsung mengalihkan pembicaraan ke perjalanan menuju ke rumah Pak Kyai (Umam)



Padepokan Kyai Haji Umam ZT terletak di selatan kota Jember dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Bersama inisial "K" (penyingkatan dilakukan untuk menyembunyikan nama agar kebaikannya tidak tersebar di dunia, tapi di akhirat) dan Sang Jusron, saya mengendarai motor menuju Kecamatan Ambulu. Sesampainya di Kecamatan Ambulu, kami sempat kesasar/tersesat. Hal tersebut terjadi dikarenakan sikap "yi mekyai" dari teman kami. Setelah menelepon pak Kyai, tersesat kami berkurang dan akhirnya sembuh.



Setibanya di rumah Pak Kyai, kami disambut dengan salam. Alhamdulillah, kami mendapatkan doa dari sang Kyai. Setelah salam, manggis dan rambutan pun ikut memeriahkan kedatangan kami. Secara sukarela, mereka menyerahkan diri kepada kami untuk dikuliti dan dimakan mentah-mentah. Kami pun tak kuasa menahan tangis karena rasa haru atas pengorbanan mereka. Tragis.
Pak Kyai Haji Umam Zt

Masa Kecil Pak Kyai Haji Umam Zt


Kemudian saya pun dipanggil oleh Pak Kyai untuk meniduri kerabatnya. Alhamdulillah, Pak Kyai memang tahu kemauan saya. Tanpa pikir panjang, saya pun mencopot kaos saya dan hanya menyisakan celana pendek. Gerakan pemanasan pun saya lakukan agar badan tidak kaget ketika menidurinya. Kurapikan pakaiannya dengan sapu penebah. Sedikit kasar, memang. Tapi semua ini kulakukan demi kebersihan dan kenyamanan saat saya menidurinya. Dengan halus, saya berbaring di atasnya. Kuluruskan kembali pakaiannya, dan saya pun termenung. Betapa indahnya hidup ini. Nikmat, nikmat sekali. Tak beberapa lama, saya pun terlarut dalam pelukan kerabat Pak Kyai, kasur.


Sore harinya, saya terbangun dan teman-teman masih berbincang di ruang tamu.
Saya pun berinisiatif untuk berangkat menuju pantai pasir putih malikan dan pantai watu ulo, pantai terindah di Jember. Kuambil kacamata dan pakaian untuk berenang. Lima menit kemudian kami pun berangkat.


Detik-detik sebelum keberangkatan
Setengah jam kemudian, kami pun tiba di pantai itu. Khusus artis seperti saya, tidak ditarik biaya. Jadi, saya pun leluasa menembus loket masuk. . .
Pantai Pasir Putih Malikan terdiri dari batuan karang yang tersusun indah. Di sebelah pantai pasir putih malikan terdapat pantai watu ulo yang terdiri dari batuan karang yang tersusun memanjang menyerupai ular. . .
Sayangnya, kami tidak sempat mengunjungi pantai watu ulo karena terbatasnya waktu. . .


Pantai Pasir Putih Malikan

Bersama Sang Jusron dan Pak Kyai

mencari penampakan makhluk laut

menemukan sesuatu

dan sesuatu itu pun menghilang

mencoba teknik foto 

tebak apa yang saya buat!

sesuatu untuk calon pendamping hidupku kelak

para pencari Tuhan

cover album

three musketeer

pencari ikan

blarrr