Minggu, 04 November 2012

Perjalanan ke-3 Malang-Jakarta N 4621

3 November 2012
Jalur Pantura

Sendirian melakukan perjalanan menuju barat. Bukan untuk mencari kitab suci lho, tapi berangkat ke Jakarta untuk mencari sandang dan pangan demi menghidupi anak dan istri. Haha.
Bercanda lho, saya masih perjaka tulen #kode.
Alhamdulillah saya diterima untuk bekerja sementara di LPMAK, lumayan untuk mengisi waktu senggang menunggu penempatan kerja. Masak, 3 minggu setelah wisuda masih nganggur dan ngaplo di rumah doang?
Ya males lah. Mana dompet udah gak seganteng muka, lagi. :p

Pukul 04.30 setelah shalat Shubuh saya berangkat dari rumah saya di Dusun Krajan 2 RT 2 RW 2 Desa Tumpakrejo Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. (Ndeso banget yo?) Kalo kata mas tukul, "Pancen aku wong ndeso tapi rejeki-ne kutho." Pede wae, Bro. :)

Rute yang saya ambil adaalah melalui bendungan karangkates (malang) - wlingi (blitar) - bendungan selorejo (malang) - kandangan (kediri) - jombang (kota santri dan kyai) - babad (lamongan) - tuban

Sebelum sampai Tuban, ada insiden kecil. Motor saya hampir menabrak motor yang akan menyebrang tapi gak melihat saya melaju dari arah berlawanan. Hampir, hampir banget nabrak orang itu. Untung saya sempatkan untuk ngedrift dengan cara menginjak rem belakang saja dan rem depan ditekan separuh. Alhasil, hanya bagian kardus yang menonjol ke belakang yang menabarak bagian belakang motor lawan.
Kardus pun jadi jebol. Huft :'( 



Sesampainya di Tuban, saya mampir ke rumah sahabro (sahabat jadi brother), Jeffry Adryatna. Perjalanan dari rumah menuju rumah Jeffry memakan waktu 4 jam. Di sana saya sempatkan untuk memperbaiki mengapro, karena kondisinys kurang baik. Padahal pas sebelum berangkat sudah di-check up dan baik-baik sayang, eh, baik-baik saja. (baik-baik sayang kan lagunya wali)

Setelah di-servis, pukul 11.30 saya kembali melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Huft, panaaaaaassss.
Pantura panaaaas poool. Gak lebay lo, tapi panasnya pake banget. Sumpah. Sempat khawatir ban depan meletus karena udah agak tipis, tapi aku siasati dengan mengurangi tekanan udara dalam ban. Hehe.

"Pantura di siang hari itu panas dan menyebalkan bagi pengendara motor. Selain karena bis-bis yang susahnya minta ampun buat disalip, truk-truk tronton yang notabene ekornya panjang jalannya lambat banget kayak orong-orong. Tapi panas dan menyebalkan itu sedikit terobati dengan hijaunya air laut dan putihnya pasir laut utara Jawa yang menghiasi sisi kanan helm."

nih yang jalannya kayak orong-orong

Pantura lancar banget buat pengendara motor, bisa nyalip dari kanan dan kiri walaupun jalannya hanya 2 lajur. Kemacetan terjadi di Kaliori (Rembang) - Juwana (Pati) karena perbaikan jalan.
Hujan lokal terjadi di Demak, padahal di Kudus dan Semarang matahari tetap menyinari dengan terik.
hujan yang bikin perjalanan jadi berkesan
Selanjutnya perjalanan saya lakukan terus menerus tanpa tidur. Rute yang saya ambil Tuban - Rembang - Pati - Kudus - Demak - Semarang - Kendal - Batang - Pekalongan - Pemalang - Tegal - Brebes - Cirebon - Cikampek - Bekasi -  Hingga tiba di Jakarta pukul 02.30.
Kurang lebih selama 20 jam saya nyetir motor. Capek? Ngantuk? Nggak juga. Saya minum kratingdaeng. Hehe. Bukan promosi lho, tapi itu kartu as saya buat mengatasi hal-hal kayak gini dan saya pun jarang minum ini.  Lebih mantep daripada ngopi atau ngoles balsem di kantong mata. Cuma pas lagi dibutuhkan aja. Karena kalo kebanyakan gak baik buat ginjal, Bro.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar