Kamis, 31 Januari 2013

Unconscious

Bangun pagi kemudian melamun adalah seni saya untuk menikmati kenangan tentangmu.
Dinginnya mengingatkanku pada kotamu, lantas menyeduh teh hangat mengingatkanku pada hangatnya pembicaraan kita, dan tidur lagi dengan tersenyum mengingatkan perpisahanku dengan kotamu yang menyenangkan.


Rabu, 30 Januari 2013

Quality time with Pak Yosep Poernomo

Ya, ya, ya, di sela-sela kehidupan yang memberikan barbel bagi mental dan raga, saya sempatkan ngobrol dengan maestro pajak. 
Ceritanya nih, kemarin tanggal 29, aku dan Pak Yosep bertugas untuk mendampingi peserta diklat penilaian dasar untuk tujuan PBB melakukan survey data properti di lapangan. Lokasi yang kami survey adalah pondok jaya, kawasan perumahan puter, dan kawasan perumahan pisok. 
Tugas utama kami sebenarnya adalah mengawal peserta mencari data properti. Jadi, kami hanya mengikuti dan mengintip peserta dari jarak kurang lebih 10 meter dan membiarkan mereka bekerja mencari data sendiri, tanpa campur tangan kami.
To the point, di sela-sela perjalanan kami mengawal peserta, kami acapkali bercakap-cakap mengenai kehidupan dengan pengantar pembicaraan adalah film the godfather. Percakapan berlanjut semakin dalam ke pertanyaan, me : Pak Yosep dulu lulus kuliah trus menunggu penempatan?
PY  : Oh tidak, saya dulu lulus kuliah langsung PNS, soalnya ketika saya tingkat 2, status saya adalah CPNS.
me : Wah, enak dong Pak?
PY  : Eits, tergantung. Jangan melihat enak atau gak enak dari 1 sudut pandang.
me :  Iya, Pak. Seringkali kita juga harus bersyukur.
PY  : Gini, Jal. Kamu sekarang memandang orang lain enak, tapi sekarang kamu sebenarnya dipandang enak orang yang jumlahnya lebih banyak dari yang kamu pandang enak. Itu "sekarang." Coba kamu flashback ke 3 tahun yang lalu. . .


Sekali lagi motivasi dari sang maestro pendidikan pajak, "Kamu jangan memandang enaknya satu atau beberapa orang lain yang ada di atasmu. Sejatinya, 3 tahun yang lalu saja, puluhan ribu orang memandangmu sama seperti pandanganmu sekarang."

Jumat, 25 Januari 2013

Mencari Arti


Adalah sebuah hujan, yang mempertemukanku, aroma petrichor, dan griya orange.
Dan sebuah lukisan tiga penari dengan seorang penari yang berpose berbeda
Menatapku tajam, atas percakapanku dengan cahaya kebaikan.
Tetaplah disana, kau.
Menggenggam tanganmu sendiri, tak harus paham.

Selasa, 22 Januari 2013

Bila harus berdarah untukmu. . .


Pingin banget nyanyiin lagu ini untuk seseorang. Sayangnya, gak bisa main piano. Hehe...
Maknanya bagus banget. Penciptanya mengisyaratkan bahwa menjadi lelaki itu harus rela berdarah untuk membuat wanitanya nyaman. Semoga kelak saya bisa demikian. . .