Kala itu kita bersila di atas paving yang sama.
Engkau ada di pojok kanan depan, aku di pojok kiri belakang.
Senyap menikmati hembusan angin malam.
Disertai bulan sabit yang menyilaukan mata.
Dan sebuah lampu sorot yang membuat hari itu takkan pernah terlupa.
Dalam malam aku bergumam, betapa romantisnya malam ini kalau engkau mengenalku.
Mengenal arti pandangan mataku.
Mengenal bahwa sesungguhnya aku malu.
Ketika aku memandang matamu sementara aku masih belum pantas untukmu.
Semoga kelak kita akan dipertemukan,
dalam sebuah momen yang benar-benar tepat, dalam kesendirian.
Untuk hari itu, aku cukup tahu dan mengenalmu.
Toh menahan perasaan dan melibatkannya dalam imajinasi adalah indah.
Toh menahan perasaan dan melibatkannya dalam imajinasi adalah indah.